Kamis, 19 Mei 2011

MAKALH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM TURKI MOBERN





Tugas Kelompok 8 Makalah sejarah Peradaban Islam
Program MADIN Semester IV

Dosen Pembimbing :
Drs. Juaini, M.Ag.






Disusun Oleh :
 Anna Arifangi
 Ismi Prihaten


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH
TEMPURREJO – NGAWI
TAHUN 2011






KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmad-Nya kepada selurah umat manusia dan alam semesta, yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempura di dunia ini,
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta seluruh umatnya, Amiin.
Dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini dan semakin majunya peradaban islam saat ini tidak terlepas dari perjuangan para pejuang islam terdahulu, maka untuk mengetahui dan mengambil manfaat dari sejarah peradaban islam penulis menyusun makalah yang bertemekan “PERADABAN ISLAM TURKI MODERN” sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam di STITM Tempurrejo-Ngawi dengan dosen pembimbing Drs. Juaini, M.Ag.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, meski telah terselesaikan penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena kurangnya pengetahuan dan referensi penulis, maka dari itu penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, dan juga penulis mengharap kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian dan semoga malakalah ini bermanfaat, Amiin.



Tempurrejo, April 2011



Ttd

Penulis






DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… I
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… II
DAFTAR ISI ……………………………………………………… III

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1

BAB II
PERADABAN ISLAM TURKI MODERN

A. Peradaban Turki sebelum Reformasi ….…………………………. 2
B. Republik Turki ……………………………………………………… 4
C. Pembaharuan Kemalis .……………………………………………… 4

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 7
B. Saran ……………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 8

















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Peradaban Islam telah membangun manusia dari ketidakbaikan akhlak menjadi manusia yang berakhlak mulia, dengan masuknya ajaran Islam yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW telah membawa bangsa arab yang semula diabaikan oleh bangsa-bangsa lain menjadi bangsa yang maju, dengan cepat bangsa arab berkembang, membina kebudayaan dan peradaban yang sangat maju dan penting artinya dalam sejarah peradaban manusia hingga saat ini.
Dalam pandangan islam peradaban merupakan sarana untuk mencapai cita-cita, maka peradaban merupakan bagian penting dari suatu misi agama islam dalam sejarah. Seiring berjalannya waktu islam berkembang pesat yang dimulai sejak periode klasik, pertengahan sampai pada periode modern.
Periode modern yang dimulai pada masa akhir kepemimpinan bani Abbas sampai saat sekarang ini, pada masa ini bani Abbas mulai mengalami kemunduran yang sangat drastis dan kemudian pada tahun 1453 Turki berhasil merebut Konstantinopel yang menjadikannya menjadi Negara yang besar yang kemakmuran dan kebudayaannya menyaingi Bani Abbasiyah, Turki yang dengan ibu kota Istambul, yaitu sebutan baru Konstantinopel, menjadi ancaman bagi Kristen eropa.
Masyarakat Indonesia khususnya mengenal Turki sebagai suatu negara berpenduduk mayoritas Muslim dan juga mengenal Turki sebagai bangsa yang pernah memimpin dunia Islam selama tujuh ratus tahun, dari permulaan abad ke-13 hingga jatuhnya Kekhalifahan pada awal abad ke-20. Fenomena kehidupan masyarakat Turki menjadi menarik ketika negara Turki yang berdiri tahun 1923 menyatakan sebagai sebuah negara sekuler, di mana Islam yang telah berfungsi sebagai agama dan sistem hidup bermasyarakat dan bernegara selama lebih dari tujuh abad, dijauhkan peranannya dan digantikan oleh sistem Barat.

B. Rumusan Masalah

Dari sedikit ringkasan di atas penulis merumuskan beberapa masalah yang diantaranya sebagai berikut :

1. Apakah penyebab kegagalan pemerintahan Turki.
2. Langkah apa yang diambil Turki setelah kegagalan pemerintahannya.
3. Bagaimana keadaan Turki setelah menjadi Negara yang Republik.

Dari beberapa rumusan masalah ini penulis dapat sedikit menguraikan keterangan yang tertera sebagai berikut.

BAB II
PERADABAN ISLAM
TURKI MODERN


A. Peradaban Turki sebelum Reformasi
Turki berhasil membentuk suatu Imperium besar dengan masyarakat yang multi-etnis dan multi-religi. Kebebasan dan otonomi kultural yang diberikan Imperium kepada rakyatnya yang non-muslim, adalah suatu bukti bagi dunia bahwa sistem kekhalifahan dengan konsep Islam telah mempertunjukkan sikap toleransi dan keadilan yang luhur. Sultan adalah sekaligus khalifah, artinya sebagai pemimpin negara, Ia juga memegang jabatan sebagai pemimpin agama. Kekhalifahan Turki didukung oleh kekuatan ulama (Syeikhul Islam) sebagai pemegang hukum syariah dan kekuatan tentara, yang dikenal dengan sebutan tentara Janisssari. Kekuatan militer yang disiplin inilah yang mendukung perluasan Imperium Turki, Kejayaan Turki ini runtuh karena kekalahan angkatan laut Turki di lepanto tahun 1571 dan kegagalan dalam penaklukan Wina tahun 1683, dengan kekalahan Turki ini menandakan pergeseran kekuasaan ketangan Eropa. Kekalahan tersebut dimaknai sebagai melemahnya kekuatan pasukan Turki dan menguatnya pasukan Eropa. Lebih disadari lagi bahwa kekalahan itu menandai kelemahan teknik dan militer pasukan Turki. Inilah yang menjadi awal munculnya upaya mencontoh teknologi militer Barat yang dianggap sudah maju. Selanjutnya kondisi ini membawa Turki pada suatu masa pembaruan atau modernisasi, para pejabat Turki yang berasal dari pendidikan istana yakni bukan madrasah, memiliki kecenderungan yaitu bahwa memelihara keberlangsungan Negara dan memajukan kehidupan agama adalah tugas mereka. Dalam banyak hal pemerintah lebih mengutamakan Negara diatas yang lainnya. Kenyataan bahwa keterbelakangan Turki dalam bidang militer, teknologi, dan administrasi ini disadari sebagai sesuatu yang membahayakan bagi keberlangsungan Negara, sebagai solusi Turki harus menerima ide adopsi kemajuan yang telah dicapai Eropa. Hasilnya sederetan perubahan militer, administrasi, pendidikan, ekonomi, hukum dan sosial yang sangat dipengaruhi ide-ide barat. Basis islam tradisional masyarakat muslim mulai berubah sejalan dengan disekulernya ideologi barat.
Sadrazam/Wazir Agung merupakan kunci dalam pembaharuan, mereka berpendapat bahwa transfer ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan jalan keluar yang tepat bagi keterbelakangan Turki. Selain transfer ilmu dan pertukaran pelajar turki juga mengundang para ahli guna mempercepat pembaharuan.
Dengan dukungan sultan Ahmad III, Wazir Agung Damad Ibrahim melakukan usaha-usaha besar dalam mengadopsi teknologi modern guna memperkuat pemerintahan pusat, namun kebijakan Ibrahim tidak dapat memecahkan kesulitan utama pemerintah, pendapatan pemerintah hilang akibat pengalihan pajak oleh penguasa lokal atau gubernur provinsi dan merebaknya perdagangan gelap, pada saat yang sama pemeriantah membutuhkan dana yang besar untuk biaya peperangan dan perjanjian-perjanjian yang berujung kekalahan demi kekalahan, akibatnya inflasi tidak terkendali, pajak makin memberatkan rakyat, dan kemudian muncullah berbagai kejahatan di masyrakat, periode ini berakhir ketika semua unsur oposisi datang ke Istambul dibawah pimpinan Patrona Khalil menggulingkan sultan dan wazir agungnya tahun 1730.
Pada masa pemerintahan sultan Salim III, antara tahun 1789-1807, mengadakan pembaharuan yang fundamental di bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum, meski gagal dalam banyak hal, usaha-usaha pembaruannya menimbulkan periode yang disebut Nijami-jedid (orde baru) dan meletakkan dasar pembaharuan Turki Madern. Program pembaruan yang serius adalah pada bidang militer dengan cara meningkatkan kemampuan Jenisserry, hak istimewa menjadi jenissarry secara turun temurun dihapuskan dan diganti dengan harus mengikuti seleksi berdasarkan ukuran profesional. Salim digulingkan pada tahun 1807 oleh kombinasi kekuatan anti pembaharuan.
Mahmud II dinobatkan menjadi sultan menggantikan sultan Salim, menurutnya hanya dengan pembaharuan yang sangat luas dalam pemerintahan dan masyarakat, Turki dapat mempertahankan keutuhan wilayahnya dari serangan Eropa. Pada tahun 1826 Mahmud membentuk tentara baru diluar jenissarry, dan kemudian Mahmud memerintahkan untuk memadamkan pemberontakan dan menyatakan jenissarry bubar. Dengan semakin melemahnya kekuatan oposisi Mahmud mulai membenahi pemerintahan yakni dengan membatasi hak luar biasa yang menurut tradisi dimiliki oleh para pejabat Negara, tradisi protokoler dihapuskan dan para pejabat dianjurkan mengganti pakaian kebesaran dengan stelan ala barat, selanjutnya menghapus jabatan Wazir Agung dan diganti dengan jabatan perdana menteri yang membawahi sejumlah menteri dengan kedudukan semi otonom.
Dalam bidang pendidikan didirikannya sekolah umum di daerah-daerah yang bertujuan mempersiapkan siswa sebagai tenaga administrative, didirikan pula sekolah sastra yang bertujuan mempersiapkan siswa menjadi penerjemah, di tingkat perguruan tinggi disamping Akademi Militer Mahmud mendirikan sekolah Teknik, kedokteran dan pembedahan, dan pada tahun 1838 sekolah kedokteran dan pembedahan disatukan.
Pada tahun 1939 abdul Majid dilantik menjadi sultan menggantikan Mahmud II. Modernisasi kerajaan berusaha dilakukan lewat perdana menteri Rasyid Pasha, pembaharuan yang dilakukan Rasyid Pasha terhambat oleh oposisi para ulama, pembaharuan yang tidak lain dari westernisasi membuka peluang bagi Negara-negara Eropa untuk ikut campur urusan internal Turki. Sultan Abdul Aziz yang dilantik menggantikan Abdul Majid tahun 1861 sebenarnya anti-barat dan menentang pembaruan liberal, akan tetapi pembaruan tidak dapat ditunda lagi karena adanya desakan-desakan diplomatik Eropa, dengan demikian pembaharuan perdana meneri Ali Pasha tetap mendapat kesulitan karena tidak mendapat dukungan dari Sultan, selain tidak melibatkan masyarakat kekuasaan sultan yang absolut dan korup menggambarkan sifat reaksioner pemerintah dalam melaksanakan pembaruan. Murad V dinobatkan menjadi sultan yang baru dan ternyta dia bukan sosok yang tepat menghadapi masalah Turki yang sangat kompleks. Sultan Abdul Hamid dinobatkan menjadi sultan tahun 1876 dengan perdana menteri Mihdat Pasha, sistem pemrintahan konstitusinal dengan parlemen yang terdiri dari 80 anggota muslim dan 50 bukan muslim yang dijalankan tidak berlangsung lama karena tidak mempunyai hak dan kemudahan-kemudahan serta tidak mempunyai kebebasan mngeluarkan pendapat, parlemen hanya bisa mengadakan siding dua kali setahun. Abdul Hamid bukanlah sultan yang secara konsisten menentang pembaharuan westernisasi, lebih dari 30.000 jaringan telegram dan pos didirikan untuk menjangkau daerah-daerah yang selama ini terpencil, infrastruktur lain yaitu seperti jalan kereta api, saluran irgasi, jembatan, pelabuhan dan perbankan dibangun dengan dana pinjaman dari lembaga keuangan internasional, meski melarang ide-ide demokrasi barat Abdul Hamid mendorong penyebarluasan sains dan seni modern dengan mendirikan universitas dan melalui media massa. Menjelang tahun 1908 nama Turki Muda digunakan untuk menyebut kelompok-kelompok yang menentang kekuasaan sultan, Konferensi Turki Muda di Paris tahun 1907 menghasilkan kesepakatan untuk menjatuhkan kekuasaan sultan Abdul Hamid, setelah Turki Muda berkuasa pertentangan ideologi menjelma dalam betuk pertentangan di parlemen, perpecahan diantara parlemen Turki Muda tak terelakkan.
Pada tanggal 2 agustus 1914 di Eropa meletus perang Dunia pertama, karena masalah yang harus diperjuangkan Turki terlebih dahulu adalah membebaskan diri dari campur tangan barat maka tanggal 5 september secara resmi membatalkan kapitulasi. Setelah Perang Dunia I ini dengan kekalahan pihak Sentral yang didukung oleh Turki, Turki mengalami masa kemuduran yang sangat menyedihkan. Satu persatu wilayah kekuasaan yang jauh dari pusat membebaskan diri dari kekuasaan Turki, bahkan lebih buruk lagi negara-negara sekutu berupaya membagi-bagi wilayah kekuasaan Turki untuk dijadikan negara koloni mereka. Kondisi porak porandanya Turki menumbuhkan semangat nasionalisme pada generasi muda Turki ketika itu. Pemikiran tentang identitas bangsa dan pentingnya suatu negara nasionalis yang meliputi bangsa Turki menjadi wacana yang banyak diperdebatkan.

B. Republik Turki
Pergeseran dari nasionalisme multi ras dan agama menjadi nasionalisme Turki tidak akan terasa dan mungkin tidak akan melangkah terlalu jauh apabila Sultan Mahmud Vehideddin tidak memutuskan untuk melawan para nasionalis dan bekerjasama dengan sekutu yang menduduki negeri itu, Mustapha Kemal yang ditempatkan di Samsun sebagai Inspektur Jendral Angkatan Darat Kesembilan menolak kembali ke Istambul dan memusatkan perhatiannya pada finalisasi program perjuangan nasional bersama Kazim Karabekir, Ali Fuad Pasha dan Husain Rauf. kongres delegasi provinsi-provinsi diselenggarakan di Erzerum dari tanggal 23 Juli sampai 19 Agustus 1919 menghasilkan antara lain menyatakan tuntutan atas kemerdekaan dan terciptanya persatuan bagi rakyat Turki yang bersatu dalam ras, agama, dan tujuan. Setrategi militer dan diplomasi yang digunakan kaum nasionalis berhasil secara gemilang, Majelis Agung Nasional mengesahkan undang-undang tentang Organisasi-organisasi Fundamental guna mengesahkan politik luar negeri yang dibuat Kemal atas nama Turki. Sebagai Presiden Majelis Agung Nasional Kemal mengadakan perjanjian dengan Itali, Rusia dan Prancis. Kemudian dengan ditanda tanganinya perjanjian Lausanne (Kemal dan Sekutu) merupakan simbol kemenangan turki atas Eropa, dan diakuinya Negara Nasional Turki dan mengubur kerajaan selama-lamamya. Dan pada tanggal 13 Oktober 1923 ibu kota Turki dipidahkan ke Ankara.
Pada tanggal 29 Oktober 1923 Turki memproklamasikan diri sebagai Negara Republik dengan Mustapha kemal sebagai presidennya. Dengan demikian kekholifahanpun telah dihapuskan dari Republik Turki.
Mustapha Kemal mendirikan Negara Republik Turki di atas puing-puing reruntuhan kekhalifahan Turki dengan prinsip sekularisme, modernisme dan nasionalisme. Meskipun demikian, Mustapha Kemal bukanlah yang pertama kali memperkenalkan ide-ide tersebut di Turki. Gagasan sekularisme Mustapha Kemal banyak mendapat inspirasi dari pemikiran Ziya Gokalp, seorang sosiolog Turki yang diakui sebagai Bapak Nasionalisme Turki. Pemikiran Ziya Gokalp adalah sintesa antara tiga unsur yang membentuk karakter bangsa Turki, yaitu ke-Turki-an, Islam dan Modernisasi. Kemudian pembaruan Kemalis dilaksanakan diatas enam prinsip dasar yaitu : Republikanisme, Nasionalisme, Populisme, Etatisme, Sekularisme dan Revolusionisme.

C. Pembaharuan Masa Mustapha Kemal
Peradaban menurut Mustapha Kemal, berarti peradaban Barat. yakni bahwa Turki harus menjadi bangsa Barat dalam segala tingkah laku. Untuk itu Pemerintah Kemalis mengeluarkan kebijakan larangan menggunakan pakaian-pakaian yang dianggap pakaian agama di tempat-tempat umum, peraturan ini mulai efektif pada November 1925 dan hingga saat ini masyarakat Turki menggunakan pakaian a-la Barat. Sampai saat ini pemakaian jas sudah menjadi ciri umum dari masyarakat Turki. Tulisan Arab diganti dengan tulisan Latin, berdasarkan undang-undang yang diputuskan oleh Dewan Nasional Agung pada 3 Novemeber 1928. Tujuan reformasi bahasa adalah membebaskan bahasa Turki dari ‘belenggu’ bahasa asing. Penekanannya adalah pemurnian bahasa Turki dari bahasa Arab dan Persi. Mustapha Kemal mengadakan kunjungan di banyak tempat untuk mengajar secara langsung tulisan baru pada rakyat Turki. Himpunan linguistik perlu waktu sekitar 20 tahun untuk menterjemahkan kata-kata dari bahasa arab dan persi sampai dianggap benar-benar sudah men-Turki. Reformasi bahasa ini memberi sumbangan yang berharga bagi perkembangan linguistik bahasa Turki saat ini. Penelitian yang mendalam terhadap akar bahasa dan struktur bahasa Turki membuktikan bahwa bahasa Turki termasuk kelompok bahasa Altay, yaitu bahasa-bahasa yang dipergunakan bangsa-bangsa yang mendiami wilayah yang membentang dari Finlandia hingga Manchuria. Dari segi gramatikal, bahasa Turki termasuk bahasa aglutinatif, yaitu bahasa berimbuhan. Struktur sintaksis memperlihatkan pola Objek-Predikat, dimana Predikat selalu berada di akhir kalimat. Ciri-ciri struktural bahasa Turki memperlihatkan perbedaannya yang jelas dengan bahasa Arab. Komite ahli hukum mengambil Undang-Undang sipil Swiss untuk memenuhi keperluan hukum di Turki menggantikan Undang-Undang Syariah, berdasarkan keputusan Dewan Nasional agung tanggal 17 februari 1926, Undang-Undang Sipil yang mulai diberlakukan pada tanggal 4 Oktober 1926 ini antara lain tentang: menerapkan monogami; melarang poligami dan memberikan persamaan hak antara pria dan wanita dalam memutuskan perkawinan dan perceraian. Sebagai konsekuensi dari persaman hak dan kewajiban ini hukum waris berdasarkan Islam dihapuskan. Selain itu undang-undang sipil juga memberi kebebasan bagi perkawinan antar agama. Pada I Januari 1935, pemerintah mengharuskan pemakaian nama keluarga bagi setiap orang Turki dan melarang pemakaian gelar-gelar yang biasa dipakai pada masa Turki Usmani. Mustafa Kemal menambahkan nama Ataturk, yang berarti Bapak Bangsa Turki, sebagai nama keluarga. Pada tahun 1935 sistem kalender hijriyah diganti dengan sistem kalender masehi; hari Minggu dijadikan sebagai hari libur menggantikan hari libur sebelumnya yaitu hari Jumat.
Mustapha Kemal meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938, setelah tiga kali menjabat sebagai presiden Republik Turki, yaitu pada tahun 1927, 1931 dan 1935. Mustapha Kemal diakui berhasil menciptakan sistem pemerintahan parlementer dan meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kehidupan demokratisasi di Turki. Partai Republik rakyat adalah partai politik yang dibentuk Mustapha Kemal untuk menjalankan roda Pemerintahan. Meskipun demikian, sejarah Turki menunjukkan pemerintahan Kemal dengan sistem pemerintahan satu partai tidak memberi ruang bagi kemunculan partai oposisi. Demokrasi muncul kemudian sejak Turki menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945 dan terus berkembang menunjukkan kemajuan yang pesat. Daniel Lerner (di dalam Memudarnya Masyrakat Tradisional, 1983) telah melakukan penelitian yang mendalam di suatu kota dekat Ankara pada tahun 1950-an, dan menyimpulkan bahwa negara Turki telah tumbuh menjadi negara yang relatif lebih stabil dan demokratis di banding dengan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah.
Reformasi budaya, terutama sekularisasi agama dan pemakaian hukum Barat menggantikan hukum Islam, memperlihatkan proses dinamis dari penerimaan dan penolakan masyarakat Turki. Sekularisasi agama pada masa Kemalis (1923-1950) melahirkan generasi Turki yang jauh dari agamanya. Bahasa Turki yang ditulis dalam bahasa latin telah menjadi bahasa nasional Turki. Sedangkan pemakaian hukum-hukum Barat juga diadaptasi dengan berbagai tingkatan kesulitan di berbagai lapisan msyarakat.
Pada pemilu 1950, kekuasaan tunggal Partai Republik Rakyat berakhir dan digantikan oleh partai sekuler beraliran liberal, yaitu Partai Demokrat. Partai pimpinan Adnan Menderes ini mencoba mngoreksi penyimpangan-penyimpangan sekularisasi yang sudah dijalankan oleh Partai Republik Rakyat sejak berdirinya negara Turki. Namun Adnan menderes juga tidak ingin Kemalisme digantikan dengan ideologi lain. Sejak masa pemerintahan Partai Demokrat inilah masyarakat Muslim yang merupakan mayoritas (98 persen dari 70 juta jiwa) penduduk Turki dapat melakukan shalat di mesjid-mesjid umum, berpuasa dan melakukan ibadah naik haji, yang pada masa Kemalis sulit dilakukan. Selain itu madrasah-madrasah kembali di buka, sehingga para orang tua dapat kembali menyekolahkan anak mereka di sekolah agama, setelah mereka menyadari bahwa mereka tumbuh sebagai suatu generasi yang kering dari nilai dan ilmu agama. Madrasah-madrasah ini kembali ditutup pada tahun 1998 setelah dianggap sebagai lembaga yang mendidik kelompok Islam fundamental yang keberadaannya menguat dan mengancam ideologi sekuler Turki.
Perkembangan masyarakat di Turki menemukan karakter sendiri yang unik sebagai suatu bentuk pertentangan yang rumit antara pemikiran Kemalisme, yang fundamental dan radikal, pemikiran liberalis yang meskipun menentang Kemalisme tetapi tidak ingin ideologi ini diganti, dan pemikiran Islam, baik yang konservatif maupun moderat. Semangat masyarakat Turki modern untuk menjadi suatu bangsa yang modern dan demokratis, selalu disertai dengan kesadaran yang mendalam tentang watak dan idealisme ke-Turki-an dan ke Islaman.
Tentang sekularisasi dan modernisasi di Turki pada masa Kemalis seperti diuraikan di atas, Bryan S. Turner, seorang guru besar sosiologi di Universitas Flinders (Australia Selatan), menyimpulkan bahwa sekularisme tersebut merupakan suatu bentuk pemaksaan dari pemerintah, bukanlah sekularisasi yang tumbuh sebagai suatu konsekuensi dari proses modernisasi seperti di negara-negara Eropa. Selain itu sekularisasi di Turki pada saat itu merupakan peniruan secara sadar pola tingkah laku masyarakat Eropa yang dianggap modern dan lebih maju (1984:318). Bagi kemalis, manusia Turki baru tidak saja harus berpikiran rasional seperti orang-orang Eropa, tetapi juga harus meniru tatacara berperrilaku dan berpakaian seperti mereka.
Sulit disangkal bahwa Mustapha kemal telah membawa Turki kedalam perubahan-perubahan yang radikal, bahkan dengan perubahan revolusioner dari sistem kekholifahan menjadi Republik parlementer, dari pembaharuan westernisasi menjadi sekularisasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas penulis dapat menyempulkan beberapa hal yang antara lain adalah :

1. Kekalahan angkatan laut Turki di lepanto tahun 1571 dan kegagalan dalam penaklukan Wina tahun 1683, dengan kekalahan Turki ini menandakan pergeseran kekuasaan ketangan Eropa dan merupakan memudarnya kecemerlangan Imperium Turki, dan diakuinya bahwa tentara dan angkatan laut Barat lebih maju.

2. Kenyataan bahwa keterbelakangan Turki dalam bidang militer, teknologi, dan administrasi ini disadari sebagai sesuatu yang membahayakan bagi keberlangsungan Negara, sebagai solusi Turki harus menerima ide adopsi kemajuan yang telah dicapai Eropa. Hasilnya sederetan perubahan militer, administrasi, pendidikan, ekonomi, hokum dan sosial yang sangat dipengaruhi ide-ide barat.

3. Pada tahun 1919-1923 terjadilah revolusi Turki di bawah pimpinan Mustapha Kemal, dia mampu membuat gerakan Nasionalis. Mustapha Kemal mendirikan Negara Republik Turki dengan prinsip Sekularisme, Modernisme, dan Nasionalisme. Dalam perkembangan selanjutnya ide-ide reformasi Mustapha Kemal menjadi suatu gerakan politik pemerintah yang dikenal dengan sebutan Kemalisme. Politik Kemalisme ingin memutus hubungan Turki dengan sejarah masa lalu dengan maksud agar Turki dapat masuk ke dalam peradaban barat.

4. Pembaruan Mustapha Kemal yang menonjol adalah penggantian tulisan Arab dan Persi menjadi tulisan Turki dengan demikian Mustapha Kemal telah membebaskan bahasa Turki dari ‘belenggu’ bahasa asing. Penekanannya adalah pemurnian bahasa Turki dari bahasa Arab dan Persi.

5. Mustapha Kemal diakui berhasil menciptakan sistem pemerintahan parlementer dan meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kehidupan demokratisasi di Turki, yang menjadikan Turki terus berkembang dan menunjukkan kemajuan yang pesat dan telah tumbuh menjadi negara yang relatif lebih stabil dan demokratis di banding dengan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah.

B. Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari saudara-saudara semua terutama dosen pembimbing agar makalah ini dapat menjadi media pembelajaran dan bagi kesempurnaan makalah ini dilain kesempatan, terima kasih.





DAFTAR PUSTAKA



 Buku Sejarah Peradaban Islam
Penyebaran Islam di Asia
 Ali, Mukti, Islam dan Sekularisme di Turki. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1994.
 http://www.fib.ui.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=91:kemalisme-budaya-dan-negara-turki&catid=39:artikel-ilmiah&Itemid=122&lang=in ID,diakses tgl 18 des 2010
 http://www.muslim-power.catch.com/mustafa_kamal.htm
 http://madufm.multiply.com/journal/item/RUNTUHNYA_KILAFAH_ISLAM_OLEH_MUSTOFA_KEMAL_FASA